Pola Asuh
patogenik adalah pola asuh yang salah, yang kurang sesuai untuk mendidik anak
sehingga akan mempengaruhi diri individu anak tersebut.
1. Melindungi anak
secara berlebihan karena memanjakannya
Misalnya orangtua selalu mengikuti
kemanapun anak pergi atau selalu menemani setiap kegiatannya.
Pengaruh terhadap
perkembangan kepribadian anak dan sifat
atau sikap yang mungkin timbul: Hanya memikirkan dirinya sendiri, hanya
tahu menuntut saja, kurang bertanggung jawab, lekas berkecil hati,
tidak tahan kekecewaan, ingin menarik perhatian
pada dirinya sendiri, cenderung menolak peraturan dan minta dikecualikan.
2.
Melindungi anak
secara berlebihan karena sikap “berkuasa” dan “harus tunduk saja”
Misalnya orang tua yang terlalu
otoriter yang mengharuskan anak untuk mematuhi aturan-aturan yang berlaku. Jadi,
anak harus mengikuti kemauan orangtuanya.
Pengaruh terhadap
perkembangan kepribadian anak dan sifat
atau sikap yang mungkin timbul: Kurang berani dalam pekerjaan, condong
menjadi lekas menyerah. Bersikap pasif dan bergantung pada orang lain. Ingin
menjadi “anak emas” dan menerima saja segala
perintah.
3. Penolakan (rejected child)
Misalnya orang tua yang tidak terlalu menginginkan anak yang terlahir di
dunia ini sehingga anak menjadi bingung dan merasa ditolak kehadirannya oleh
orangtuanya yang akan menyebabkan ketidakpercayaan terhadap orang tua, keluarga
dan lingkungan.
Pengaruh terhadap
perkembangan kepribadian anak dan sifat
atau sikap yang mungkin timbul: Merasa gelisah dan diasingkan. Bersikap
melawan orang tua dan mencari bantuan kepada orang lain. Tidak mampu
memberi dan menerima kasih sayang.
4. Menentukan norma-norma etika dan moral yang terlalu
tinggi
Misalnya orang tua yang menanamkan bahwa nilai religiusitas lebih
diutamakan dan harus menaatinya. Serta ada etika dan Moral yang harus dibentuk
untuk menghargai keberadaan orangtua.
Pengaruh terhadap
perkembangan kepribadian anak dan sifat
atau sikap yang mungkin timbul: Menilai dirinya dan hal lain juga dengan
norma yang terlalu keras dan tinggi, sering kaku dan keras dalam
pergaulan. Cenderung menjadi sempurna (perfeksionisme)
dengan cara yang berlebihan. Lekas merasa
bersalah, berdosa, dan tidak berarti.
5. Disiplin yang terlalu keras
Misalnya antara belajar dan bermain, waktu bermain lebih sedikit
dibandingkan belajar. Bermain hanya diberikan waktu satu jam, sedangkan selebih
itu belajar.
Pengaruh terhadap
perkembangan kepribadian anak dan sifat
atau sikap yang mungkin timbul: Menilai dan menuntut dirinya terlalu
keras, agar dapat meneruskan dan menyelesaikan sesuatu usaha dengan
baik, diperlukannya sikap menghargai yang tinggi
dari luar.
6. Disiplin yang tidak teratur atau yang bertentangan
Misalnya dari pihak ayah mengizinkan boleh pulang malam asal ada alasan
yang tepat, namun dari pihak ibu melarangnya daripada pulang terlalu malam
nggak enak diliat sama tetangga anak gadis lebih baik pulang sebelum adzan
magrib. Hal ini akan membuat anak semakin bingung untuk menentukan pilihan yang
mana yang didengarkan.
Pengaruh terhadap
perkembangan kepribadian anak dan sifat
atau sikap yang mungkin timbul: Sikap anak terhadap nilai dan norma pun
tidak teratur, kurang tetap dalam menghadapi berbagai persoalan,
didorong kesana kemari antara berbagai nilai
yang bertentangan.
7. Perselisihan antara ayah-ibu
Misalnya Orangtua bertengkar dihadapan anak-anaknya tanpa memahami perasaan
anak-anaknya.
Pengaruh
terhadap perkembangan kepribadian anak dan
sifat atau sikap yang mungkin timbul: Bergelisah hati terus-menerus,
berkurangnya rasa dirinya akan terjamin
dan rasa disayangi (yang sangat diperlukan oleh setiap anak). Cenderung menafsirkan
orang lain sebagai bahaya, sehingga bersikap
bermusuhan dan agresif.
8. Perceraian
Anak yang menjadi korban perceraian tentu akan membawa dampak yang drastis
mulai dari yang awalnya periang menjadi pendiam dan anak akan merasakan
kehilangan sesuatu dari figur seorang ayah atau seorang ibu.
Pengaruh terhadap
perkembangan kepribadian anak dan sifat
atau sikap yang mungkin timbul: Rasa setianya berlawanan,
berpindah-pindah dari ibu ke ayah dan sebaliknya.
Timbul perasaan dirinya terasing, gelisah, dan cemas.
9. Persaingan yang kurang sehat diantara para saudaranya
(sibling rivalry)
Misalnya persaingan antara kakak dan adik dalam sebuah keluarga. Dimana Orangtua
lebih membanggakan sang kakak karena prestasi akademiknya bagus sedangkan sang
adik prestasi akademiknya biasa-biasa saja. Sehingga orangtua selalu
membandingkan antara sang kakak dengan sang adik.
Pengaruh terhadap
perkembangan kepribadian anak dan sifat
atau sikap yang mungkin timbul: Timbul sifat bermusuhan, merasa kurang
aman, serta terancam terus-menerus.
Kurang percaya pada diri sendiri,
tingkah lakunya menyerupai anak di bawah umur
10. Nilai-nilai yang buruk (yang tidak bermoral)
Misalnya Anak seringkali merekam dan meniru apa yang dilakukan oleh orang
tua. Jika orang tua memberikan nilai-nilai yang buruk seperti berkata-kata yang
tidak pantas sehingga mengeluarkan kata-kata binatang.
Pengaruh terhadap
perkembangan kepribadian anak dan sifat
atau sikap yang mungkin timbul: Anak mengambil alih dan nilai yang buruk
itu. Timbul berbagai persoalan dan kesukaran, sehingga sangat memungkinkan
terjadinya pelanggaran hukum.
11. Perfeksionisme dan ambisi (cita-cita yang terlalu
tinggi bagi si anak)
Misalnya Orang tua yang terlalu menuntut anaknya menjadi a b c d dst tanpa
ditunjang oleh minat bakat diri anaknya akan mendapat tekanan-tekanan yang jika
tidak berhasil akan berakibat depresi atau stress. Anak yang menuntut dirinya
sendiri menjadi seorang yang perfect pun itu kurang begitu baik.
Pengaruh terhadap
perkembangan kepribadian anak dan sifat
atau sikap yang mungkin timbul: Anak pun mengalami over prefeksionisme
itu. Demikian ia akan gagal dalam mengejar cita-cita yang sudah
melampaui batas kemampuannya, dan mengalami kekecewaan, merasa dirinya
bersalah, berdosa dan tidak berarti apa-apa
lagi. Mudah timbul reaksi depresi (rasa sedih
yang terlalu keras dan terlalu lama).
12. Ayah dan atau ibu mengalami gangguan jiwa (psikotik
atau non-psikotik)
Misalnya Anak yang memiliki orang tua yang mengalami gangguan jiwa akan
cenderung membawa indikasi hambatan psikologis dalam kehidupan sehari-harinya. Karena
anak menjadi kurang mendapatkan kasih sayang dari orangtuanya yang mengalami
gangguan kejiwaan.
Pengaruh
terhadap perkembangan kepribadian anak dan
sifat atau sikap yang mungkin timbul: Anak condong mewarisi segala
gangguan jiwa itu yang dapat berupa kecemasan, keyakinan yang
tak berdasarkan kenyataan atau prasangka. Semua ini akan menghambat perkembangan kepribadian anak itu.
Sumber :
Catatan psikologi
abnormal oleh Ibu Zarina Akbar